Untuk menjadi
wirausahawan yang berhasil harus memiliki karakteristik yang tangguh dan
memiliki inovasi. Banyak sekali karakteristik yang dapat diungkapkan, berikut
ini disampaikan karakteristik wirausahawan jika ingin menangguk sukses.
1. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Seorang wirausaha
selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk
menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara
tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain.
Nilai prestasi merupakan hal yang justru membedakan antara hasil karyanya
sebagai wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan.
2. Memiliki Perspektif ke Depan
Arah pandangan seorang
wirausaha juga harus berorientasi ke masa depan. Perspektif seorang wirausaha
akan dapat membuktikan apakah ia berhasil atau tidak. Indikatorindikatornya
dapat dilihat dari contoh berikut.
Sony Sugema,
tokoh wirausaha yang sukses melalui lembaga bimbingan belajar, mampu menangkap
berbagai peluang di masa depan dengan menerapkan motto “The Fastes
Solution” yang sebelumnya tidak langsung dipercaya, ternyata setelah
dicoba menjadi popular di mana-mana.
Akio Morita,
pendiri dan pemilik Sony Corp. menciptakan “Walkman” dari
hasil perspektifnya terhadap masa depan, yaitu impiannya untuk menciptakan
sebuah tape recorder yang dilengkapi dengan headphones dan
berbentuk kecil sehingga mudah dibawa kemanapun.
3. Memiliki Kreativitas Tinggi
Seorang wirausaha
umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih nonwirausaha. Hal-hal yang
belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu
membuat hasil inovasinya menjadi permintaan.
Contoh,
menjelang tahun 2000, ada sekelompok orang yang menjadi kaya raya karena hasil
menjual “the millennium bug”. Puluhan juta dolar bergulir di industri
komputer dan teknologi hanya karena ide ini. Peranti lunak baru, jasa
konsultasi teknologi computer, bahkan Hollywood pun berhasil membuat ide ini
menjadi industri hiburan yang menghasilkan puluhan juta dolar.
3. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang
wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk
mengembangkan bisnisnya. Jiak impian dan tujuan hidup merupakan fondasi bangunan
hidup dan bisnis, maka inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar yang
menunjang kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus
senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan hidup dan
bisnis menjadi kukuh dalam situasi apa pun, entah badai kesulitan ataupun
tantangan.
Setiap fondasi
baru yang dibuat harus ditunjang oleh pilar-pilar bangunan sebagai kerangka
pengembangan, kemudian diikuti dengan manajemen produk, manajemen konsumen,
manajemen arus kas, system pengendalian, dan sebagainya. Inovasi adalah
kreatifi tas yang diterjemahkan menjadi sesutau yang di implementasikan dan
memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki.
4. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang
wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk
mengembangkan bisnisnya. Jiak impian dan tujuan hidup merupakan fondasi
bangunan hidup dan bisnis, maka inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar
yang menunjang kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus
senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan hidup dan
bisnis menjadi kukuh dalam situasi apa pun, entah badai kesulitan ataupun
tantangan. Setiap fondasi baru yang dibuat harus ditunjang oleh pilar-pilar
bangunan sebagai kerangka pengembangan, kemudian diikuti dengan manajemen
produk, manajemen konsumen, manajemen arus kas, system pengendalian, dan
sebagainya. Inovasi adalah kreatifi tas yang diterjemahkan menjadi sesutau yang
di implementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita
miliki.
5. Memiliki Komitmen terhadap Pekerjaan
Menurut Sony
Sugema, terdahap tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yang
sukses, yaitu mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras namun
tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu
namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras,
tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas arah yang akan dituju.
Sering kali orang berhenti diantara sukses dan kegagalan. Namun, seorang
wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya, karena jika
tidak akan berakibat fatal terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya.
6. Memiliki Tanggung Jawab
Ide dan
perilaku seorang wirausaha tidak terlepas dati tuntutan tanggung jawab. Oleh
karena itulah komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu
melahirkan taggung jawab. Indikator orang yang bertanggung jawab adalah
berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan
konsisten, misalnya : Staf bagian keuangan malas membuat laporan rutin secara
tepat waktu sehingga menyulitkan pengukuran kinerja perusahaan. Pengusaha
merekayasa laporan keuangan untuk menghindari pembayaran pajak sesuai dengan
peraturan.
Orang yang
mandiri adalah orang tidak suka mengandalkan orang lain namun justru
mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Intinya adalah
kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain.
Untuk menjadi seorang wirausaha mandiri, harus memiliki berbagai jenis modal.
Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat, yaitu :
a. Sumber daya
internal calon wirausaha, misalnya kepandaian, keterampilan, kemampuan menganalisa dan
meghitung resiko serta keberanian atau visi jauh ke depan.
b. Sumber daya
eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan
modal kerja, jaringan sosial serta jalur permintaan, penawaran, dan lain
sebagainya.
c. Faktor X, misalnya
kesempatan dan keberuntungan.
Seorang calon
wirausaha harus menghitung dengan seksama apakah ketiga sumber daya ini
dimiliki sebagai modal atau tidak. Jika faktor-faktor tersebut dapat dimiliki,
maka ia akan merasa optimis dan boleh berharap bahwa impiannya dapat menjadi
kenyataan.
8. Memiliki Keberanian Menghadapi Risiko
Seorang
wirausaha harus berani menghadapi risiko. Semakin besar risiko yang
dihadapinya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan. Berani
mengambil risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal
dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap
risiko yang akan diambil.
Risiko yang
diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil.
Inilah faktor penentu yang membedakan wirausaha dengan manajer. Wirausaha akan
lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, sedangkan manajer
dibutuhkan dalam mengatur perusahaan. Inti dari tugas manajer adalah berani
mengambil dan membuat keputusan untuk meraih sukses dalam mengelola sumber
daya, sedangkan inti kewirausahaan adalah berani mengambil risiko untuk meraih
peluang.
9. Selalu Mencari Peluang
Seorang
wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persperktif atau dimensi yang
berlainan pada satu waktu. Bahkan ia juga harus mampu melakukan beberapa hal
sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam
menangani berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan. Semakin tinggi kemampuan
seorang wirausaha dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar
pula kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi sumber daya produktif. Seorang
wirausaha senantiasa belajar, belajar dan belajar.
Bila kita berfi
kir kreatif, sesungguhnya masih banyak rahasia yang harus dipecahkan oleh umat
manusia dalam kehidupan ini melalui pengalaman dan pencarian yang tiada henti
akan kebenaran. Makna lain dari pernyataan ini adalah bahwa setiap perubahan
yang terjadi dalam kehidupan adalah bagian dan proses alami untuk membantu kita
dalam belajar, berubah, dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
Nilai-nilai
kewirausahaan di atas identik dengan sistem nilai yang melekat pada sistem
nilai manajer. Seperti dikemukakan oleh Andreas A. Danandjaja (1986), dan
Sidharta Poespadibrata (1993), dalam sistem nilai manajer terdapat dua kelompok
nilai, yaitu:
(1) sitem nilai
pribadi
(2) sistem nilai kelompok atau organisasi.
Dalam sistem nilai pribadi terdapat empat jenis sistem nilai,
yaitu
(1) nilai
primer pragmatik,
(2) niali primer moralistik,
(3) Nilai primer efektif dan
(4) nilai baruan.
Dalam sistem
nilai primer pragmatik terkandung beberapa unsur diantaranya perencanaan,
prestasi, produktivitas, kemampuan kecakapan, kreativitas, kerja sama, dan
kesempatan. Sedangkan dalam nilai moralistik terkandung unsur-unsur keyakinan,
jaminan, martabat, pribadi, kehormatan, dan ketaatan.
Dalam
kewirausahaan, sistem nilai primer pragmatik tersebut dapat dilihat dari watak,
jiwa, dan prilaku,
misalnya selalu bekerja keras, tegas, mengutamakan prestasi, keberanian
mengambil resiko, produktivitas, kreativitas, inovatif, kualitas kerja,
komitmen dan kemampuan mencari peluang, selanjutnya nilai moralistik meliputi
keyakinan atau percaya diri, kehormatan, kepercayaan, kerja sama, kejujuran,
keteladanan dan keutamaan
Sujuti Jahya
(1997), membagi nilai-nilai kewirausahaan tersebut dalam dua dimensi
nilai berpasangan, yaitu:·pasangan sistem nilai kewirausahaan yang berorientasi materi dan
nonmateri.·Nilai-nilai yang berorientasi pada kemajuan dan nilai-nilai
kebiasan.
Penerapan
masing-masing nilai sangat bergantung pada fokus dan tujuan masing-masing
wirausaha. Dari beberapa ciri di atas, terdapat beberapa nilai hakiki yang
penting dari kewirausahaan, yaitu:
Kepercayaan
diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi
tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi 1988 :33). Dalam praktik, sikap dan
kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan
menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan
diri memilikki nilai keyakinan, optimisme, individualisme, dan
ketidaktergantungan.
Seseorang yang
memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk
mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996:7). Kepercayaan diri ini bersifat
internal, sangat relatif, dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk
memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya
diri mrmiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis,
berencana, efektif, dan efesien. Kepercayaan diri juga sellu ditunjukkan oleh
ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan.
2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Seseorang yang
selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan
nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan,
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai
diperlukan adanya niat dan tekad yang kuat serta karsa yang besar. Sekali
sukses atau berprestasi. Maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga
usahanya akan semakin maju dan berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya
diperoleh apabila terdapat inisiatif.
Perilaku
inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman selama
bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri,
berpikir kritis, dan semangat berprestasi.
3. Keberanian Mengambil Risiko
Kemauan dan
kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai
atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin menjadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang baik ( Yuyun Wirasasmita 1994: 2).
Wirausaha
adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk
mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh
sebab itu wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi. Risiko yang terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah.
Sebaliknya, risiko yang tinggi kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetpi
dengan kegagalan yang sangat tinggi.
Oleh sebab itu,
ia akan lebih menyukai risiko yang seimbang (moderat). Dengan demikian
keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah
pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang
besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara
realistis.
Seorang
wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, menjadi yang pertama, dan lebih
menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu
menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih
dulu, dan segera berada di pasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa
baru dan berbeda sehingga menjadi pelopor dalam proses produksi mauoun
pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai sutau yag menambah nilai.
Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan
sumber pembaruan untuk menciptakan nilai.
Ia selalu ingin
bergaul untuk mencari peuang dan terbuka terhadap kritik serta saran yang
kemudian dijadikan peluang. Dalam karya dan karsa yang berbeda akan dipandang
sebagai suatu yang baru dan dijadikan peluang. Banyak hasil karya wirausaha
yang berbeda dan dipandang baru, seperti komputer, mobil, minuman, dan produk
makanan lainnya.
5. Berorientasi ke Masa Depan
Orang yang
berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan
ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka ia
selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini.
Meskipun terdapat risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari
peluang dan tantangan demi pembaruan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan
membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat
ini. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
6. Keorisinilan :
kreativitas dan Inovasi
Nilai inovtif,
kreatif, dan fl eksibilitas merupakan unsur-unsur keorisinilan seseorang.
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan adanya
cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita, 1994: 7) dengan ciri-ciri:
a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini,
meskipun cara tersebut cukup baik.
b. Selalu menuangkan imajinasi dlam pekerjaannya.
c. Selalu ingin tampil beda atau manfaatkan perbedaan.
Hardvard’s
Theodore Levitt mengemukakan defi nisi inovasi dan kretivitas lebih mengarah
pada konsep berpikir dan bertindak yang baru. Kreativitas adalah kemampuan
menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan
peluang yang ada. Sedangkan inovasi adalah kemampuan mengaplikasikan solusi
yang kreatif terhadap permasalahan dan peluang yang ada untuk lebih memakmurkan
kehidupan masyarakat.
Jadi kretivitas
adalah kemampuan menciptakan gagasan baru, sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu
yang baru. Oleh karena itu, menurut Levitt, kewirausahaan adalah berpikir dan
bertindak sesuatu yang baru atau pendapat Soeparman Soemahamidjaja (1997:10),
bahwa kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda.
Temukan salah
satu wirausahawan di lingkungan Anda, lakukan wawancara dan temukan
karakteristik atau ciri-ciri wirausahawan. Gunakan panduan wawancara dan
laporkan dalam bentuk tulisan singkat.
APRESIASI
- pilih "APRESIASI" untuk mengisi absen
- ikuti printah yang ada pada apresiasi
- jawaban yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi