Tampilkan postingan dengan label materi 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label materi 2. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Agustus 2019

Published Agustus 10, 2019 by with 2 comments

JENIS-JENIS KAYU

PKBM BINAWAWRGA

Inonesia merupakan negara penghasil kayu yang sangat banyak, baik jumlah maupun jenisnya, Oleh karena itu, penggunaan kayu sebagai bahan alat rumah tangga sampai dengan konstruksi bangunan bila ditinjau dari segi ekonomisnya sangatlah menguntungkan. Setiap jenis kayu mempunyai ciri–ciri khusus seperti bau, warna, pori, berat, keras, lunak dan sebagainya.

Pohon yang baru ditebang masih berupa gelondongan atau dolken, kemudian dengan cara digergaji menghasilkan batang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar yang dinamakan balok, dan dapat pula dibentuk menjadi lembaran lembaran tipis yang disebut papan. Semua jenis kayu akan menyusut bila dikeringkan. Karena pengaruh penyusutan, kayu dapat melengkung dan retak-retak. Balok atau papan perlu pengeringan yang sempurna. Bila balok atau papan tersebut sudah kering, balok dapat dikerjakan dan dipakai untuk berbagai kebutuhan bahan alat rumah tangga, konstruksi, atau sesuai tujuan penggunaannya.

Seiring berkembangnya teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia, kayu dapat diolah tidak hanya sekadar untuk kebutuhan membangun rumah saja, tetapi juga kini berkembang untuk berbagai sektor keperluan antara lain: Dinding partisi dan plafon rumah, penyekat kedap suara ruangan, daun pintu dan jendela rumah, furniture, bekesting (cetakan) konstruksi beton, peti kemas, dan lain-lain. Berbagai macam keperluan membedakan jenis kayu olahan dalam pertimbangan ekonomis, teknis dan estetika yang tidak terlepas dari unsur-unsur pendukung lain seperti lem dan bahan fi nishing.


Jenis kayu olahan antara lain:
  1. Veneer, adalah lembaran kayu tipis yang dihasilkan dari penyayatan kayu massif.
  2. Plywood, terdiri dari susunan yang bersilangan serat.
  3. Block Board, adalah plywood yang bagian tengahnya dari batang kayu massif yang disusun sedemikian rupa.
  4. Particle Board, adalah kayu olahan yang dibuat serpihan- serpihan kecil dicampur denganbahan pengikat yang dipres.
  5. Medium Density Fibre (MDF), adalah produk olahan dari serat-serat kayu berbentuk bubur yang dipres.

Permasalahan yang sering terjadi pada kayu adalah adanya hama perusak kayu yaitu rayap. Rayap, tubuhnya memang kecil, tetapi memiliki kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan sebuah bangunan. Belum banyak yang mengetahui cara pencegahan dan pengendaliannya. Karena semakin lama rayap dibiarkan dilingkungan anda, maka semakin besar kemungkinan mereka mengakibatkan kerusakan yang lebih jauh lagi. Beberapa faktor pendorong serangan rayap pada kayu, antara lain banyaknya kayu yang berhubungan langsung dengan tanah, dan kondisi biofisik yang menguntungkan kehidupan rayap. 

Secara umum penanggulangan bahaya rayap harus dimulai pada tahap prakonstruksi untuk mencegah masuknya rayap ke dalam bangunan gedung. Tindakan penanggulangan bahaya rayap prakonstruksi  dapat dilakukan dengan pendekatan rancang bangunan gedung tahan rayap, penggunaan kayu awet atau diawetkan melalui tindakan pengawetan kayu, dan pemberian perlakuan tanah sebagai penghalang kimia. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah klasifi kasi kayu sebagai bahan bangunan yang tahan terhadap serangan rayap, baik jenis kayunya maupun setelah jenis kayu tersebut diberi treatment khusus untuk menanggulangi bahaya serangan rayap.

Di Indonesia mempunyai banyak sekali jenis pohon, kurang lebih 3000 jenis, tetapi baru kurang lebih 150 pohon yang diselidiki. Jenis-jenis pohon, yang kayunya telah diperdagangkan sebagai bahan bangunan, konstruksi, mebel antara lain:

1. Jati
Pohon jati yang terdapat di Indonesia, umunya dipulau Jawa dan Madura. Warna kayu umumnya berwarna coklat tua atau coklat muda. Kekuatan kayu termasuk kelas kuat II.

2. Sonokeling
Banyak terdapat di pulau Jawa. Kekuatannya termasuk kelas II, keawetannya termasuk kelas I. Kebanyakan digunakan untuk pembuatan mebel dan patung serta untuk pembuatan tangkai pisau.

3. Meranti
Meranti terdiri dari dua jenis, yaitu meranti putih dan meranti merah. Kayu dapat digunakan untuk konstruksi ringan dan untuk perabot rumah tangga. Kekuatan kayu termasuk kelas II sampai dengan IV dan keawetannya kelas II s.d. III

4. Pulai
Di Jawa Barat disebut lame, di Jawa Tengah disebut pule dan di Madura disebut polay. Warna kayu kuning muda agak merah. Kekuatan termasuk kelas IV – V dan keawetan kelas V. Umumnya digunakan untuk pembuatan sepatu kayu dan bahan peti.

5. Mahoni
Warna kayu coklat muda. Kekuatan kayu termasuk kelas II/III, keawetan termasuk kelas III. Kayu ini baik digunakan untuk mebel dan vinir sebagai bahan kayu lapis.

6. Pinus
Warna kayu merah muda agak kecoklatan. Kayunya banyak mengandung damar. Baik untuk kusen, daun pintu, jendela, dan perabot rumah tangga.

7. Sungkai
Nama perdagangan jenis kayu ini di Sumatera dan Kalimantan Barat adalah sungkai. Adapun di Jawa disebut jati seberang. Di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan disebut jerus. Warna kayu kuning keabu-abuan. Kekuatan kayu termasuk kelas II-III, keawetannya kelas III.

8. Ulin
Di Kalimantan dan Palembang disebut kayu besi. Kekuatan kayu termasuk kelas I. Warnanya coklat-kuning lama kelamaan berwarna coklat tua dan hitam

Tugas
Determinasi kayu
Analisis Hasil Determinasi kayu
Tujuan
Anda diharapkan mampu:
1. Menyebutkan nama kayu sesuai alur determinasi
2. Menjelaskan cirri-ciri berbagai jenis kayu
Media
1. Alat tulis
2. Bagan determinasikayu
3. Lembar Kerja
Langkah-langkah
1. Bacalahbagan diterminasi kayu dengan seksama
2. Carilah berbagai sumber referensi yang berkaitan dengan materi
3. Jawablah petanyaan di bawah ini dengan tepat

TUGAS MASIH PROSES

Lanjut Baca
      edit
Published Agustus 10, 2019 by with 0 comment

Karakteristik Kewirausahaan

Untuk menjadi wirausahawan yang berhasil harus memiliki karakteristik yang tangguh dan memiliki inovasi. Banyak sekali karakteristik yang dapat diungkapkan, berikut ini disampaikan karakteristik wirausahawan jika ingin menangguk sukses.

1.   Memiliki Motif Berprestasi Tinggi

Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai prestasi merupakan hal yang justru membedakan antara hasil karyanya sebagai wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan.


2.   Memiliki Perspektif ke Depan

Arah pandangan seorang wirausaha juga harus berorientasi ke masa depan. Perspektif seorang wirausaha akan dapat membuktikan apakah ia berhasil atau tidak. Indikatorindikatornya dapat dilihat dari contoh berikut.

Sony Sugema, tokoh wirausaha yang sukses melalui lembaga bimbingan belajar, mampu menangkap berbagai peluang di masa depan dengan menerapkan motto “The Fastes Solution” yang sebelumnya tidak langsung dipercaya, ternyata setelah dicoba menjadi popular di mana-mana.


Akio Morita, pendiri dan pemilik Sony Corp. menciptakan “Walkman” dari hasil perspektifnya terhadap masa depan, yaitu impiannya untuk menciptakan sebuah tape recorder yang dilengkapi dengan headphones dan berbentuk kecil sehingga mudah dibawa kemanapun.


3. Memiliki Kreativitas Tinggi

Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih nonwirausaha. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu membuat hasil inovasinya menjadi permintaan.

Contoh, menjelang tahun 2000, ada sekelompok orang yang menjadi kaya raya karena hasil menjual “the millennium bug”. Puluhan juta dolar bergulir di industri komputer dan teknologi hanya karena ide ini. Peranti lunak baru, jasa konsultasi teknologi computer, bahkan Hollywood pun berhasil membuat ide ini menjadi industri hiburan yang menghasilkan puluhan juta dolar.


3.   Memiliki Sifat Inovasi Tinggi

Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Jiak impian dan tujuan hidup merupakan fondasi bangunan hidup dan bisnis, maka inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan hidup dan bisnis menjadi kukuh dalam situasi apa pun, entah badai kesulitan ataupun tantangan.

Setiap fondasi baru yang dibuat harus ditunjang oleh pilar-pilar bangunan sebagai kerangka pengembangan, kemudian diikuti dengan manajemen produk, manajemen konsumen, manajemen arus kas, system pengendalian, dan sebagainya. Inovasi adalah kreatifi tas yang diterjemahkan menjadi sesutau yang di implementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki.


4.   Memiliki Sifat Inovasi Tinggi

Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Jiak impian dan tujuan hidup merupakan fondasi bangunan hidup dan bisnis, maka inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan hidup dan bisnis menjadi kukuh dalam situasi apa pun, entah badai kesulitan ataupun tantangan. Setiap fondasi baru yang dibuat harus ditunjang oleh pilar-pilar bangunan sebagai kerangka pengembangan, kemudian diikuti dengan manajemen produk, manajemen konsumen, manajemen arus kas, system pengendalian, dan sebagainya. Inovasi adalah kreatifi tas yang diterjemahkan menjadi sesutau yang di implementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki.

5.   Memiliki Komitmen terhadap Pekerjaan

Menurut Sony Sugema, terdahap tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras namun tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas arah yang akan dituju. Sering kali orang berhenti diantara sukses dan kegagalan. Namun, seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya, karena jika tidak akan berakibat fatal terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya.

6.   Memiliki Tanggung Jawab

Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak terlepas dati tuntutan tanggung jawab. Oleh karena itulah komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan taggung jawab. Indikator orang yang bertanggung jawab adalah berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan konsisten, misalnya : Staf bagian keuangan malas membuat laporan rutin secara tepat waktu sehingga menyulitkan pengukuran kinerja perusahaan. Pengusaha merekayasa laporan keuangan untuk menghindari pembayaran pajak sesuai dengan peraturan.

7.   Memiliki Kemandirian

Orang yang mandiri adalah orang tidak suka mengandalkan orang lain namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Intinya adalah kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain. Untuk menjadi seorang wirausaha mandiri, harus memiliki berbagai jenis modal. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat, yaitu :

a. Sumber daya internal calon wirausaha, misalnya kepandaian, keterampilan, kemampuan menganalisa dan meghitung resiko serta keberanian atau visi jauh ke depan.

 b.  Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan modal kerja, jaringan sosial serta jalur permintaan, penawaran, dan lain sebagainya.

c.   Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan.


Seorang calon wirausaha harus menghitung dengan seksama apakah ketiga sumber daya ini dimiliki sebagai modal atau tidak. Jika faktor-faktor tersebut dapat dimiliki, maka ia akan merasa optimis dan boleh berharap bahwa impiannya dapat menjadi kenyataan.


8.   Memiliki Keberanian Menghadapi Risiko

Seorang wirausaha harus berani menghadapi risiko. Semakin besar risiko yang dihadapinya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan. Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko yang akan diambil.

Risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Inilah faktor penentu yang membedakan wirausaha dengan manajer. Wirausaha akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, sedangkan manajer dibutuhkan dalam mengatur perusahaan. Inti dari tugas manajer adalah berani mengambil dan membuat keputusan untuk meraih sukses dalam mengelola sumber daya, sedangkan inti kewirausahaan adalah berani mengambil risiko untuk meraih peluang.


9.   Selalu Mencari Peluang

Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persperktif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan. Semakin tinggi kemampuan seorang wirausaha dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi sumber daya produktif. Seorang wirausaha senantiasa belajar, belajar dan belajar.

Bila kita berfi kir kreatif, sesungguhnya masih banyak rahasia yang harus dipecahkan oleh umat manusia dalam kehidupan ini melalui pengalaman dan pencarian yang tiada henti akan kebenaran. Makna lain dari pernyataan ini adalah bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan adalah bagian dan proses alami untuk membantu kita dalam belajar, berubah, dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.


Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
Nilai-nilai kewirausahaan di atas identik dengan sistem nilai yang melekat pada sistem nilai manajer. Seperti dikemukakan oleh Andreas A. Danandjaja (1986), dan Sidharta Poespadibrata (1993), dalam sistem nilai manajer terdapat dua kelompok nilai, yaitu:

(1) sitem nilai pribadi
(2) sistem nilai kelompok atau organisasi.
Dalam sistem nilai pribadi terdapat empat jenis sistem nilai, yaitu

(1) nilai primer pragmatik,
(2) niali primer moralistik,
(3) Nilai primer efektif dan
(4) nilai baruan.
Dalam sistem nilai primer pragmatik terkandung beberapa unsur diantaranya perencanaan, prestasi, produktivitas, kemampuan kecakapan, kreativitas, kerja sama, dan kesempatan. Sedangkan dalam nilai moralistik terkandung unsur-unsur keyakinan, jaminan, martabat, pribadi, kehormatan, dan ketaatan.

Dalam kewirausahaan, sistem nilai primer pragmatik tersebut dapat dilihat dari watak, jiwa, dan prilaku, misalnya selalu bekerja keras, tegas, mengutamakan prestasi, keberanian mengambil resiko, produktivitas, kreativitas, inovatif, kualitas kerja, komitmen dan kemampuan mencari peluang, selanjutnya nilai moralistik meliputi keyakinan atau percaya diri, kehormatan, kepercayaan, kerja sama, kejujuran, keteladanan dan keutamaan

Sujuti Jahya (1997), membagi nilai-nilai kewirausahaan tersebut dalam dua dimensi nilai berpasangan, yaitu:·pasangan sistem nilai kewirausahaan yang berorientasi materi dan nonmateri.·Nilai-nilai yang berorientasi pada kemajuan dan nilai-nilai kebiasan.



Penerapan masing-masing nilai sangat bergantung pada fokus dan tujuan masing-masing wirausaha. Dari beberapa ciri di atas, terdapat beberapa nilai hakiki yang penting dari kewirausahaan, yaitu:


1.   Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi 1988 :33). Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memilikki nilai keyakinan, optimisme, individualisme, dan ketidaktergantungan.


Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996:7). Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri mrmiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif, dan efesien. Kepercayaan diri juga sellu ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan.


2.   Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai diperlukan adanya niat dan tekad yang kuat serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi. Maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya akan semakin maju dan berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila terdapat inisiatif.

Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman selama bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, dan semangat berprestasi.


3.   Keberanian Mengambil Risiko

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin menjadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik ( Yuyun Wirasasmita 1994: 2).

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang tinggi kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetpi dengan kegagalan yang sangat tinggi.


Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai risiko yang seimbang (moderat). Dengan demikian keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis.


4.   Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, menjadi yang pertama, dan lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu, dan segera berada di pasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga menjadi pelopor dalam proses produksi mauoun pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai sutau yag menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaruan untuk menciptakan nilai.

Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peuang dan terbuka terhadap kritik serta saran yang kemudian dijadikan peluang. Dalam karya dan karsa yang berbeda akan dipandang sebagai suatu yang baru dan dijadikan peluang. Banyak hasil karya wirausaha yang berbeda dan dipandang baru, seperti komputer, mobil, minuman, dan produk makanan lainnya.


5.   Berorientasi ke Masa Depan

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini. Meskipun terdapat risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaruan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

6.   Keorisinilan : kreativitas dan Inovasi

Nilai inovtif, kreatif, dan fl eksibilitas merupakan unsur-unsur keorisinilan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita, 1994: 7) dengan ciri-ciri:
a.   Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik.

b.   Selalu menuangkan imajinasi dlam pekerjaannya.

c.    Selalu ingin tampil beda atau manfaatkan perbedaan.


Hardvard’s Theodore Levitt mengemukakan defi nisi inovasi dan kretivitas lebih mengarah pada konsep berpikir dan bertindak yang baru. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada. Sedangkan inovasi adalah kemampuan mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan dan peluang yang ada untuk lebih memakmurkan kehidupan masyarakat.


Jadi kretivitas adalah kemampuan menciptakan gagasan baru, sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru. Oleh karena itu, menurut Levitt, kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau pendapat Soeparman Soemahamidjaja (1997:10), bahwa kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.


Temukan salah satu wirausahawan di lingkungan Anda, lakukan wawancara dan temukan karakteristik atau ciri-ciri wirausahawan. Gunakan panduan wawancara dan laporkan dalam bentuk tulisan singkat.

APRESIASI

  • pilih "APRESIASI" untuk mengisi absen
  • ikuti printah yang ada pada apresiasi
  • jawaban yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Agustus 10, 2019 by with 0 comment

Analisa Sederhana Peluang Usaha



Untuk memulai usaha, seorang wirausahawan harus memilih jenis usaha sebagaimana sudah dijelaskan pada bagian ruang lingkup usaha di atas. Namun untuk memilih dan menetapkan jenis usaha tidak mudah. Banyak wirausaha pemula yang bingung akan menetapkan jenis usaha.  Memilih dan menetapkan jenis usaha wirausaha sebaiknya terlebih dahulu melakukan pemetaan peluang usaha.

Pemetaan peluang usaha dimaksudkan untuk menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan. Salah satu pemetaan peluang usaha adalah dengan mengamati kebutuhan masyarakat di daerah perbelanjaan. Hal ini dapat dikembangkan jika usaha yang hendak dikembangkan bersifat lokal atau setempat. Kebutuhan masyarakat apa yang dirasakan mendesak dan banyak yang membutuhkan, namun di sisi lain belum banyak yang menggarap. Jika pun sudah ada yang menggarap tapi peluang usaha belum jenuh dan mampu menciptakan layanan yang inovatif. Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan dari daerah. Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. Pemetaan potensi usaha dapat dilakukan secara kuantitaif maupun kualitatif.

Setelah melakukan pemetaan peluang usaha maka langkah selanjutnya adalah tentukan ide produk yang ingin Anda jual. Jangan memakai patokan apa yang Anda suka, tapi apa yang orang lain butuhkan. Lebih baik lagi jika produk yang dibutuhkan oleh orang lain merupakan favorit Anda. Ini akan membuat Anda lebih senang dan nyaman dalam menjalan usaha.

Tahap ini biasanya akan agak memakan waktu karena begitu banyak barang yang bisa anda jual, namun tingkat persaingan juga harus diperhatikan. Seperti misalnya bisnis makanan, bisnis ini peluangnya masih cukup luas, namun juga pesaingnya semakin berat. Begitu pula dengan bisnis ritel yang semakin menjamur. Banyak pebisnis yang mengalami kegagalan karena tidak bisa membaca peta persaingan. Dunia bisnis itu sama dengan dunia kerja, semuanya harus dipersiapkan secara matang jika anda ingin mendapatkan posisi yang terbaik.

Untuk membuka usaha, Anda harus mengetahui apa tujuan Anda. Jangan membuka usaha hanya karena ikutan tren atau suruhan dari orang lain. Hal paling penting adalah niat dari dalam hati dan Anda harus tahu apa tujuan Anda. Misalnya anda ingin sukses dalam berwirausaha sehingga tidak meminta uang terus dari orang tua. Atau misalnya anda berwirausaha untuk persiapan di masa depan. Tekad seperti ini penting agar anda lebih termotivasi untuk menjalankan usaha anda secara lebih serius.

Buatlah rencana bisnis. Ini adalah bagian terpenting dalam membuka usaha. Rasanya sangat sulit memulai sebuah usaha tanpa perhitungan yang jelas. Misalnya anda ingin membuka sebuah usaha warnet. Apa mungkin anda menyiapkan uang 100 juta kemudian membeli perangkat komputer sesukanya? Jika anda melakukan semuanya tanpa kalkulasi yang jelas, anda mungkin akan kelabakan di tengah jalan. Misalnya uang habis untuk hardware komputer, padahal belum registrasi paket internet dari provider. Inti dari rencana bisnis adalah anda meringkas semua hal yang akan anda perlukan dalam menjalankan usaha ini.

Tidak peduli apakah usaha yang akan anda jalankan tergolong kecil, menengah, atau besar, anda tetap harus membuat rencana bisnis yang matang. Ini juga untuk mengetahui aliran dana, apakah usaha Anda ada kerja sama dengan pihak lain. Jika ada kawan yang ingin menggelontorkan dana untuk usaha Anda, catat juga itu. Pokoknya semua hal yang Anda perlukan untuk menjalankan usaha harus tercatat di dalam rencana bisnis tersebut.
Apa saja yang harus tercantum di dalam rencana bisnis? Paling tidak harus ada konsep usaha, deskripsi usaha, strategi pemasaran, analisis kompetitor, pengembangan, operasi, dan pengelolaan keuangan.

Salah satu bagian terpenting dalam memulai usaha adalah menentukan brand name dari usaha anda. Di sini dituntut kreativitas anda untuk menciptakan nama dan brand unik dan mudah diingat orang. Anda boleh saja memakai brand misalnya Sate Kambing Pak Yanto, Gule Kambing Bu Ngatiyem, atau sejenisnya. Namun apakah ini akan sesuai dengan konsep bisnis anda? Atau anda memilih nama-nama yang unik seperti Guambing (Gule Kuambing), Ayam Setan!, atau Es Kunti. Pemilihan brand harus diperhatikan secara baik-baik, karena itu akan menjadi identitas dagangan atau layanan yang Anda tawarkan. Selain brand, logo juga harus diperhatikan plus tagline. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Bagian ini juga biasanya paling menyita waktu saat memulai usaha, namun jalani saja dengan santai. Tidak usah buru buru karena inspirasi tidak bisa dikejar.

Buat produk dan tentukan strategi pemasaran. Setelah semua konsep telah tertulis dengan jelas, saatnya ambil keputusan. Buatlah produk seperti yang telah direncanakan sebelumnya dan pasarkan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan konversi penjualan.

Untuk menemukan ide usaha yang mampu memberikan keuntungan, silahkan kerjakan lembar
kerja berikut ini.

Tujuan
Anda diharapkan mampu:
1. Merumuskan peluang pasar.
2. Menemukan ide usaha.
3. Rumuskan tujuan dan gagasan lainnya dari produk yang akan dijual

Media
Panduan pengamatan

Langkah-Langkah
1. Kerjakan lembar kerja berikut ini.
2. Diskusikan dengan teman.
3. Menuliskan laporan hasil lembar kerja.

Jawablah pertanyaan berikut:

  • a.     Sebutkan lima kebutuhan masyarakat sekitarmu?
  • b.     Berdasarkan lima kebutuhan di atas, rumuskan lima usaha yang memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
  • c.     Tentukan salah satu jenis usaha yang paling memberikan keuntungan serta rumuskan tujuan dan gagasan lainnya dari produk yang akan dijual.

lanjut materi 
Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembuatan ProdukUsaha
Lanjut Baca
      edit